Definisi Akan Karya Seni

Cara Mendefinisikan Seni

Tidak ada satu definisi universal dari seni visual meskipun ada konsensus umum bahwa seni adalah penciptaan sadar dari sesuatu yang indah atau bermakna menggunakan keterampilan dan imajinasi. Definisi dan nilai yang dirasakan dari karya seni judi bola telah berubah sepanjang sejarah dan dalam budaya yang berbeda. Lukisan Jean Basquiat yang dijual seharga $ 110,5 juta di lelang Sotheby pada Mei 2017, tidak diragukan lagi, akan mengalami kesulitan menemukan penonton di Renaissance Italia, misalnya.

Definisi Akan Karya Seni

Etimologi

Istilah “seni” terkait dengan kata Latin “ars” yang berarti, seni, keterampilan, atau kerajinan. Penggunaan kata pertama yang diketahui berasal dari manuskrip abad ke-13. Namun, kata seni dan banyak variannya (artem, eart, dll.) mungkin sudah ada sejak berdirinya Roma.

Filsafat Seni

Definisi seni telah diperdebatkan selama berabad-abad di antara para filsuf. “Apa itu seni?” adalah pertanyaan rtp slot paling mendasar dalam filsafat estetika, yang sebenarnya berarti, “Bagaimana kita menent ukan apa yang didefinisikan sebagai seni?” Ini menyiratkan dua subteks: sifat esensial seni, dan kepentingan sosialnya (atau kekurangannya). Definisi seni secara umum terbagi menjadi tiga kategori: representasi, ekspresi, dan bentuk.

Seni sebagai Representasi atau Mimesis. Plato pertama kali mengembangkan gagasan seni sebagai “mimesis,” yang dalam bahasa Yunani berarti menyalin atau meniru. Untuk alasan ini, makna utama seni, selama berabad-abad, didefinisikan sebagai representasi atau replikasi dari sesuatu yang indah atau bermakna. Sampai kira-kira akhir abad kedelapan belas, sebuah karya seni dinilai berdasarkan seberapa setia ia mereplikasi subjeknya. Definisi “seni yang baik” ini memiliki dampak besar pada seniman modern dan kontemporer; seperti yang ditulis oleh Gordon Graham, “Ini mengarahkan orang untuk menempatkan nilai tinggi pada potret yang sangat hidup seperti yang dibuat oleh para empu hebat—Michelangelo, Rubens, Velásquez, dan sebagainya—dan untuk mengajukan pertanyaan tentang nilai seni ‘modern’— distorsi kubisme Picasso, tokoh surealis Jan Miro, abstrak Kandinsky atau lukisan ‘aksi’ Jackson Pollock.” Sementara seni representasional masih ada sampai sekarang, itu bukan lagi satu-satunya ukuran nilai.

Seni sebagai Ekspresi Konten Emosional. Ekspresi menjadi penting selama gerakan Romantis dengan karya seni mengekspresikan perasaan yang pasti, seperti pada luhur atau dramatis. Respon penonton itu penting, karena karya seni itu dimaksudkan untuk membangkitkan respons emosional. Definisi ini berlaku hari ini, karena artis ingin terhubung dan membangkitkan tanggapan dari pemirsa mereka.

Seni sebagai Bentuk. Immanuel Kant (1724–1804) adalah salah satu ahli teori awal yang paling berpengaruh menjelang akhir abad ke-18. Dia percaya bahwa seni seharusnya tidak memiliki konsep tetapi harus dinilai hanya pada kualitas formalnya karena isi dari sebuah karya seni tidak memiliki kepentingan estetika. Kualitas formal menjadi sangat penting ketika seni menjadi lebih abstrak di abad ke-20, dan prinsip-prinsip seni dan desain (keseimbangan, ritme, harmoni, kesatuan) digunakan untuk mendefinisikan dan menilai seni.
Hari ini, ketiga mode definisi ikut bermain dalam menentukan apa itu seni, dan nilainya, tergantung pada karya seni yang dinilai.

Sejarah Bagaimana Seni Didefinisikan

Menurut H.W Janson, penulis buku teks seni klasik, The History of Art, “…kita tidak bisa lepas dari melihat karya seni dalam konteks waktu dan keadaan, baik dulu maupun sekarang. Bagaimana mungkin sebaliknya, selama seni masih diciptakan di sekitar kita, membuka mata kita hampir setiap hari untuk pengalaman baru dan dengan demikian memaksa kita untuk menyesuaikan pandangan kita?”

Selama berabad-abad dalam budaya Barat dari abad ke-11 sampai akhir abad ke-17, pengertian seni adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan keterampilan sebagai hasil dari pengetahuan dan praktek. Ini berarti para seniman mengasah keahlian mereka, belajar meniru subjek mereka dengan terampil. Contoh ini terjadi selama Zaman Keemasan Belanda ketika seniman bebas melukis dalam segala jenis genre yang berbeda dan mencari nafkah dari seni mereka dalam iklim ekonomi dan budaya yang kuat di Belanda abad ke-17.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *